Hati Yang Penuh Cinta
“cinta ku kepada Allah tidak menyisakan ruang
kosong dalam diriku untuk rasa benci kepada setan”
(Rabiah al Adawiyah)
Kawan, pernahkah kalian merasakan marah, iri, dengki
dan benci serta semua anak turunnya
( seperti dendam kesumat ) kepada makhluk
lain tepatnya kepada orang lain ? tentu banyak sekali alasan dan penyebab sehingga
kita mengalami emosi seperti yang tersebut di atas. Mungkin karena teman kita
membocorkan rahasia kita, kita punya teman yang sok kaya, atau teman yang
“rese” yang selalu usil dengan apa yang kita lakukan. Teman yang melalukan
persaingan dengan cara tidak sehat. Lalu masalahnya, salahkah kita jika rasa
benci bercongol di hati kita ?
Sebenarnya wajar dan sangat manusiawi
jika ada di antara kita yang punya rasa
benci kepada orang lain karena bukankah memang manusia punya sisi positip dan
juga sisi negatif ? dan bukankah karena dua sisi itulah manusia menjadi makhluk
yang berbeda dengan malaikat dan juga berbeda dengan setan? Berarti tidak jadi
soal dong kalo kemudian kita marah, iri, benci dan lain sebagainya....
Eit tapi tunggu dulu kawan, walaupun itu hal
yang sangat manusiawi, akan tetapi jangan kemudian dijadikan alasan bagi kita
untuk terus menerus menumpuk benci di hati kita..he he emangnya kenapa? Karena benci itu ibarat bom lho, yang namanya
bom suatu saat bakal meledak, kalo sudah meledak...wah tak terbayang
akibatnya..nah, sudah tahu bahaya bom, kok kita malah menyimpannya, tidak cuma satu
malah berpuluh puluh bom, kalau kemudian itu meledak entah apa yang terjadi
dengan sekelilingnya...hi bayangkan saja sendiri..
Kawan, demikian juga dengan benci, jika kita
terus menerus benci kepada seseorang maka sesungguhnya kita juga sedang terus
mengundang bahaya bagi diri sendiri yang tentu saja suatu saat akan
mencelakakan kita atau bahkan membinasakan diri kita...mati!. ya..kita bisa
mati muda lho kawan, karena bukankah kesehatan sebagian besar berasal dari
pikiran yang sehat dan bersih ? benar deh, kalau kurang jelas boleh di cek di
ruang konsultasi kesehatan via online.
So, ngapain kita nyusahin diri sendiri dengan
rasa benci kepada orang lain ? ngapain kita membikin badan dan hati kita sakit
gara-gara mikirin kejelekan orang lain ? atau jangan-jangan sebenarnya orang
lain tidak bermaksud jelek hanya prasangka buruk kita ? wah...kalau hal itu
terjadi maka benar-benar kebencian akan menjadi bom bagi diri sendiri. Toh,
ingat kawan, kita pun punya sisi negatif, dan kita pun tak ingin dibenci orang
lain kan ? Maka marilah kita mencermati kata-kata dari Rabiah al-Adawiyah saat
beliau ditanya seseorang apakah beliau membenci setan, ternyata Rabiah
al-Adawiyah menjawab tidak, beliau menegaskan bahwa cintanya kepada Allah tidak
menyisakan ruang kosong untuk rasa benci kepada setan. Wow keren sekali
ya...padahal itu makhluk setan sudah jelas-jelas jahat dan menjadi musuh kita,
tapi Rabiah tidak mau memikirkan setan, baginya semua kejelekan dan kejahatan
yang dilakukan setan adalah tanggung jawab setan sendiri di hadapan Allah,
ngapain Rabiah ikut memikirkan atau bahkan benci kepada setan ? Daripada sibuk
mikirin setan lebih baik waktu Rabiah
dihabiskan untuk meraih cinta Allah. He he he Bagaimana dengan kita kawan ?
Padahal amal perbuatan kita masih serabutan, masih seperti puasa senin kamis,
berbeda dengan Rabiah al-Adawiyah yang sungguh-sungguh dalam mencari ridhonya..
Oke kawan, mari kita sama-sama intropeksi
diri, jika kita berbuat suatu kesalahan kepada orang lain maka sebaiknya
cepat-cepatlah minta maaf agar tidak menimbulkan kebencian di hati orang itu,
sebaliknya jika mungkin kita kita mendapatkan hal yang menyebalkan, menyakitkan
dari orang lain, jangan lah di masukkan hati, biarkan itu menjadi tanggungjawabnya
kelak di akherat. Alangkah damaianya ini jika hati kita selalu full berisi
cinta, cinta kepada sesama makhluk terutama manusia. Mari kita berlomba-lomba
meraih prestasi yang gemilang menjadi khalifah di muka bumi dengan tanpa merasa
benci kepada orang lain. Pasti bisa !
Silahkan berkomentar
Post a Comment